REL, Empat Lawang – Salah satu permasalahan yang dihadapi Desa Padang Gelai Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) Kabupaten Empat Lawang, dalam membangun kawasan pertanian di desa tersebut, belum maksimalnya penggunaan air sungai dalam penggelolaan lahan pertanian.
Sehingga, desa yang memiliki lahan persawahan paling luas di kecamatan lumbung pangan Kabupaten Empat Lawang itu, belum dapat membawa masyarakat desanya menjadi lebih sejahtera sebagai wilayah yang pertanian yang seharusnya paling makmur di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati.
“Kami memiliki sumber daya air yang bagus, tanah dengan lahan persawahan yang luas, namun kami belum bisa maksimal mengelolah itu karena pembangunan yang selama ini dilaksanakan, tidak tepat sasaran,” ungkap Kades Padang Gelai Kecamatan Paiker, Sugiwan Siwang saat menyampaikan pendapatnya terkait ekspos laporan pendahuluan kajian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kabupaten Empat Lawang, yang digelar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Empat Lawang, yang dilaksanakan di aula kantor DPUPR Kabupaten Empat Lawang, Kamis (13/12).
Disampaikannya, pelaksanaan pembangunan irigasi yang selama ini berlangsung di Daerah Irigasi Sungai Keruh, bukan membangun bendungan yang mejadi harapan warga desanya. Namun membangun saluran pembagi air. “Karena air yang dialirkan sedikit, baru 300 meter sampai 400 meter, airnya sudah tidak lagi mengalir. Bagaimana dengan lahan persawahan yang paling ujung, kasihan mereka,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikannya, meski dikenal dengan daerah irigasi, masyarakat di Kecamatan Paiker, cukup miris. Bagaimana tidak, daerah yang mestinya menjadi penghasil ikan air tawar karena seharusnya banyak kolam ikan, justru membeli ikan dari daerah tetangga seperti ke Kota Lubuklinggau.
“Karenanya, jika sumber daya air yang ada dapat dimaksimalkan, saya yakin, kecamatan kami menjadi kecamatan paling makmur di Kabupaten Empat Lawang, bahkan se Sumsel,” katanya.
Sementara itu, Kepala DPUPR Kabupaten Empat Lawang, Syarkowi Rasyid melalui Kabid Penataan Ruang Kabupaten Empat Lawang, Amrullah menjelaskan, tujuan dari penyusunan kajian LP2B adalah, untuk menentukan luas dan sebaran lahan pertanian yang akan dijadikan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Empat Lawang.
“Sementara sasaran kita adalah, tersedianya data spasial luas dan lokasi lahan pertanian LP2B sebagai sentra produksi pertanian secara berkelanjutan,” jelasnya.
Lebih lanjut dipaparkannya, untuk membangun kawasan pertanian yang berkelanjutan itu, diperlukan data valid. Apa yang disampaikan Kades Padang Gelai Kecamatan Paiker, merupakan hal yang sangat berharga bagi pihaknya, untuk mendapatkan data yang diinginkan tersebut.
“Sebagai wilayah desanya yang paling luas areal persawahannya di Kecamatan Paiker, Desa Padang Gelai kami anggap dapat mewakili aspirasi dari Kecamatan Paiker, sebagai bahan untuk menyusun laporan LP2B,” urainya.
Amrullah pun meminta, agar penyusunan laporan LP2B dapat lebih sedetil mungkin. Tidak hanya berisi laporan kondisi perkecamatan, namun juga menyetuh hingga ke wilayah pedesaan. Sehingga, laporan yang disampaikan tidak perlu lagi kajian, karena sudah siap eksen.
“Sebab, di tingkat pusat, kevalidan data merupakan hal yang sangat penting menjadi taruhan. Kita bisa mendapatkan proyek pembangunan di pusat, itu harus menyiapkan data sevalid dan sedetil mungkin. Kalau tidak, kita dianggap tidak aktif dan pendanaan pembanguan yang kita harapkan, tidak akan bisa didapat,” tandasnya. (12).